Minggu, 03 Mei 2009

PTERYDOPHYTA

Tumbuhan paku tergolong tumbuhan kormus berspora, yang disebut Pterydophyta. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu pteron = sayap, bulu. Pteridophyta adalah tumbuhan kormus yang menghasilkan spora, dan memiliki susunan daun yang umumnya membentuk bangun sayap (menyirip) dan pada bagian pucuk tumbuhan itu terdapat bulu – bulu. Daun mudanya membentuk gulungan/melingkar.

Tumbuhan paku memperlihatkan pergiliran keturunan yang jelas seperti halnya Bryophyta, hanya fase gametofitnya masih masih berbentuk thallus yang disebut prothalium dan sangat kecil bentuknya sehingga tidak mudah terlihat. Adapun fase sporofitnya jelas terlihat, yang dikenal sebagai tumbuhan paku.

Pteridophyta tergolong kedalam kormofita sejati, karena sudah menyerupai tumbuhan tinggi, yaitu :

1. Batangnya bercabang – cabang dan ada yang berkayu.

2. Daunnya sudah memiliki urat – urat daun, tetapi ada yang tidak berdaun (seperti Psilotum) dan berdaun berupa sisik (seperti Equisetum)

3. Rhizoidnya sudah berkembang ke bentuk akar

4. Sudah memiliki berkas pembuluh angkut (xylem dan floem) tipe radial/menjar, atau tipe konsentris.

Daun tumbuhan paku ada dua macam, yaitu tropofil dan sporofil. Bentuk sporofil ini ada yang mirip dengan tropofil, dan ada yang berbeda sekali dengannya dengan membentuk strobilus. Dengan demikian ada paku homofilum dan paku heterofilum. Juga terdapat daun sporotropofil, dimana dalam satu tangkai daun, anak – anak daun ada yang menghasilkanspora dan ada yang tidak berspora (seperti Nephrolepis)

Pterydophyta seperti halnya Plantae lainnya, mengalami metagenesis sepanjang hidupnya. Pergiliran dominasi sporofit dan gametofit ini ditandai dengan perubahan struktur tubuh. Pteridophyta memiliki fase sporofit yang lebih dominan. Paku yang sering kita temukan sehari – hari merupakan fase sporofit Pteridophyta, sedangkan fase gametofit berukuran sangat kecil dan sulit teramati

Gametogenesis Pterydophyta

Spora yang tumbuhan paku berbeda – beda, baik bentuk, ukuran maupun sifatnya. Atas dasar ini kita membedakannya ada tumbuhan paku homospora, heterospora, dan tumbuhan paku peralihan yang memiliki sifat keduanya. Pada paku heterospora akan dihasilkan jenis spora yang disebut maksrospora dan mikrospora yang berbeda sifatnya. Tetapi pada tumbuhan paku homospora hanya dihasilkan satu jensi spora dalam sporangiumnya.

Susunan letak sporangium paku dan beberapa macam ; ada yang tersusu dalam sorrus, strobilus dan sporokarpium. Badan – badan penghasil sporangium tersebut ada yang di ketiak daun/cabang, di ujung cabang, atau di helaian daunnya. Hal ini menentukan dalam pembagian klasifikasinya.

Klasifikasi Pteridophyta

Beberapa criteria dalam pengklasifikasian Pterydophyta adalah sebagai berikut :

· Ada tidaknya daun, bentuk serta susunannya.

· Susunan sporangium dan bentu sporanya

· Bentuk dan susunan batangnya

· Susunan anatomi tubuhnya

· dsb.

Di antara para ahli penamaan takson dalam klasifikasi tumbuhan paku ada bebeapa perbedaan, karena memiliki anggapan dasar masing – masing. Pterydophyta diklasifikasikan menjadi empat divisi, yaitu :

1. Divisi Psilophyta

Kelas : Psilotinae

Ciri : Tanpa daun, sporangium pada buku batang

Contoh : Psilotum



2. Divisi Calamophyta

Kelas : Equisetinae

Ciri : Berdaun, daun serupa rambut atau sisik, sporangium dalam strobilus, duduk daun berkarang, batang berongga/berbuku, spora berflagel/ada elater seperto bentuk laba – laba (calamites)

Contoh : Equisetum debile



3. Divisi Lepidophyta

Kelas : Lycopodiinae

Ciri : Berdaun, daun serupa rambut atau sisik, sporangium dalam strobilus, duduk daun tersebar, batang padat, spora tidak berflagel

Contoh : Lycopodium



4. Divisi Pterophyta

Kelas : Filicinae

Ciri : Berdaun, daun lebar, sporangium dalam sorrus atau sporokarpium, duduk daun membentuk sayap.

Contoh : Dryopteris filix



0 komentar:

Posting Komentar